Senin, 01 Desember 2008

TERNYATA ANAKKU BISA JUGA

Oleh : Ayah Satria

Tahun 1998 merupakan tahun kebahagiaan saya sebagai calon ayah, istri mengandung anak kami yang pertama, kami berusaha memberikan yang terbaik bagi anak kami yang masih dalam kandungan, setiap bulan istri kontrol kandungan di dokter spesialis kandungan yang menurut kami paling baik dan terkenal di kota terbesar di Indonesia timur itu dengan harapan agar anak kami akan lahir dalam keadaan sehat wal afiat. Kami mengikuti apa saja yang dokter sarankan demi kebaikan anak kami yang masih dalam kandungan ibunya.

Setelah 9 bulan sepuluh hari istri mengandung tanggal 31 Oktober 1998 anak kami lahir, dengan kondisi sehat dengan panjang 51 cm dan berat 3,95 kg dengan kulit putih dan tampan paras mukanya, Dokter dan para perawat yang menolong persalinan mengucapkan selamat kepada kami atas kelahiran anak kami.
Sekeluarga kami ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas karunia NYA, atas titipan yang tidak terhingga bagi kami.

Kami sudah mempunyai segudang rencana baik pendidikan maupun masa depan anak pertama kami tersebut, namun Allah SWT mempunyai rencana lain. Walaupun secara fisik anak kami sehat dengan kulit bersih dan wajah tampan tetapi perilakunya yang hiperkinetik, tidak mau berkomunikasi, asyik dengan dunianya sendiri memaksa kami harus belajar serta membandingkan perkembangan anak kami yang tidak sesuai dengan perkembangan anak sebaya lainnya. Beberapa seminar tentang perkembangan anak kami ikuti, beberapa buku tentang perkembangan anak dilahap oleh mamanya anak-anak, hingga kami simpulkan sendiri bahwa anak kami mengidap AUTIS, namun karena awam akan dunia kedokteran kami pun berkonsultasi ke beberapa dokter anak untuk memastikankan kelainan apa sebenarnya yang diidap oleh anak kami.

"Satria kesini", panggil mamanya namun anak kami tidak mempedulikan panggilan mamanya.
"belum waktunya", kata tetangga kami ketika kami ungkapkan kegelisahan akan anak kami yang belum juga bicara, cuek terhadap sekitarnya dan seperti tidak ada capeknya.
"Tidak apa-apa, nanti juga bicara sendiri", kata dokter anak yang memeriksa anak kami ketika konsultasi mengenai keterlambatan bicara anak kami pada umur 3 tahun belum berbicara lancar seperti teman sebayanya.
"Apakah anak kami AUTIS dok?", dokter hanya terdiam dan tidak menjawab pertanyaan kami. Anak kami hanya dirujuk ke RSUD di kota kami.

Di RSUD tersebut anak kami diterapi pada poli tumbuh kembang anak seminggu dua kali, sekali terapi selama 30 menit, disamping itu di rumah kami panggilkan terapis secara privat ke rumah.Hingga suatu kali kami melihat spanduk tempat terapi AUTIS di pinggir jalan, dan kami menjajagi untuk memindahkan terapi anak kami dari RSUD tempat selama ini anak kami terapi, menurut kami frekuensi terapi anak kami yang hanya 1 jam seminggu kurang mencukupi.

Tahun 2006 ketika tempat terapi Satria anak kami akan mengadakan festival anak AUTIS dan berkebutuhan khusus, salah seorang terapis meminta kami untuk mendaftarkan anak kami untuk ikut salah satu lomba pada festival tersebut. Akhirnya anak kami didaftarkan menjadi salah satu peserta lomba aktivitas fisik, pada awalnya kami hanya mendaftarkan anak kami hanya untuk sekedar tidak enak hati pada terapisnya.

“Ayo Satria terus tidak apa-apa”, kata mamanya ketika sticker nomor lomba anak kami tersangkut pada terowongan dan anak kami kebingungan mencarinya.
“Terus cepat Satria lari tendang bolanya”, mamanya menyemangati.

Pada akhir lomba Satria diumumkan sebagai salah satu juara.
Sambil mencium Satria kami bisikkan ke telinganya : “Ayah dan Mama minta maaf ya Mas”.
Sungguh kami menyesal atas sikap kami yang telah menyangsikan kemampuannya..

Sekarang Satria telah berusia hampir 10 tahun, sampai sekarang belum bisa bicara (non verbal) walaupun tidak melalui sekolah formal Satria anak kami telah bisa berkomunikasi dan identifikasi lewat tulisan walaupun baru sebatas yang telah diajarkan.

Sidoarjo,Juni 2008.

1 komentar:

Unknown mengatakan...

bapak/ ibu dari Satria...

apa yang anda berdua ceritakan di blog hampir sama dengan yang kami alami...kalau boleh, kami minta no telepon anda berdua biar kita bisa sharing...

anak pertama kami, asykar sudah kami terapi, diet ketat dan mengkonsumsi habbatus sauda juga propolis.

memang banyak perubahan. kami selalu bersyukur dengan perubahan sekecil apapun itu.

kami sangat senang sekali jika bapak/ ibu mau berbagi dengan kami.

bapak dan ibu setyo
purbalingga jawa tengah
0281 9134011
cie_pam@yahoo.com
echypamungkas@gmail.com
tiohart@yahoo.co.id